Monday, 4 April 2016

Why you gotta be so Rude?

Edit Posted by with 4 comments
Di suatu kota nun jauh disana, tepatnya di kota Toronto, Ontario, Canada. Hidup seorang pemuda bernama Nasri Atweh. Dia berprofesi sebagai musisi (anak Band). Nasri pada saat itu sudah mempunyai pacar sebut saja namanya Natalie. Mereka sudah lama berpacaran; mereka mulai pacaran dari yg awalnya zaman tarian pemanggil hujan sampai sekarang menjadi tarian anak alay yg biasa ada di acara-acara musik pagi.
Mereka hidup bahagia layaknya pemuda-pemudi yg di mabuk asmara, layaknya Abg-Abg labil yang sering manggil pasangannya dengan sebutan 'Abi-Umi'. namun sayang ternyata Natalie terlalu jenuh bila terus seperti itu statusnya,
"Sayang, kamu emang gak jenuh,ya? Kita pacaran udah lama, loh!"
"Yaelah, Yang. Baru juga berapa taon, sih? Enak tau, kayak gini."
"Iya, tapi. Emang mau sampe kapan, Yang?!! Emang kamu gak inget apa, waktu kita pertama pacaran dulu? Kamu kan nembak aku waktu menara eiffel baru di bangun!!" Natalie mulai geram dengan sikap Nasri.
"Iya, deh. Yang. Nanti aku ke rumah kamu. Aku bilang ke suami kamu.. Kalo aku mau ngelamar kamu," ucap Nasri penuh percaya diri.
"Sayang, ari kamu sehat?!! ke orang tua aku meureun, bukan ke suami aku. Kan kamu yg mau jadi suami aku, mah!" lagi-lagi Natalie geram.
"Eeh, iya, Yang. Maaf, salah ngomong,"
Kata Nasri sambil terkekeh.
"Yaudah, jadi mau kapan kamu dateng ke rumah aku dan ngelamar aku, Yang?"
"Sabtu pagi, Yang," kata Nasri penuh percaya diri.
Tibalah di suatu Sabtu pagi yg cerah. Nasri yang sedari malamnya sudah men-Setting alarm-nya supaya Ia bangun pagi, masih tidur dengan malasnya. Tapi tak begitu lama jam Wekernya pun berbunyi,
'KRRRIIINNNGGG!!!'
Nasri pun terbangun, lalu Ia melompat dari kasurnya dan kemudian mandi, setelah mandi Nasri pun hanya sarapan dengan se-sendok pasir nasi kuning yg Ia beli di lampu merah By Pass. Lalu Nasri pun memakai pakaian yang paling formal yang Ia punya; Baju kemeja dibalut dengan Jas hitam dan Dasi kupu-kupu, Celana bahan hitam bekas melamar kerjaan di Yayasan dan sepatu Pantofel yang baru abis tuker-tambah sama sepatu Futsalnya. Nasri pun mengambil kunci mobil yg Ia simpan di meja samping tempat tidurnya, lalu ia berjalan menuju mobil dan memacu mobilnya layaknya Jet tempur. Semua itu karena Ia menikmati jalannya karena akan bertemu dengan sang kekasih, tak berapa lama Nasri pun sampai di rumah Natalie, dengan hanya berbekal segenggam cinta dan percaya diri serta mengajukan pertanyaan siap atau tidaknya Natalie untuk menerimanya, lalu Nasri pun mulai mengetuk pintu,
'TOK.. TOK.. TOK..'
"Assalamualaikum, Selamat Pagi,"
Dalam pikiran Nasri mungkin pintu itu akan terbuka dan yg keluar adalah Natalie, lalu membiarkannya masuk dan menerimanya secara utuh, namun prediksinya meleset. Ternyata yang membukakan pintu adalah seseorang dengan pakaian tua, YAELAH.
*pintu dibuka*
"Apa sih Ari kamu, itu kan ada Bell naha ketak-ketok?!! Jail budak, teh," kata pak tua.
"Eh, iya. Maaf, Pak." Jawab Nasri.
*pintu ditutup*
'TEEET.. TEEET.. TEEET'
"Iya, ada keperluan apa, Dek?"
Kata pak tua, tanpa mempersilahkan Nasri masuk.
"Jadi gini, Pak. Saya datang kesini cuman mau melamar anak bapak, jadi apakah bapak bersedia bila saya meminta anak bapak untuk menjadi tempat peristirahatan hidup saya dan saya mohon bapak untuk menerimanya dan berkata 'YA' karena saya sangat membutuhkannya, Pak?" Ucap Nasri dengan percaya diri.
"Oh, gitu. Tapi maaf, ya, anak muda," katanya, "Sepertinya kamu tidak akan mendapatkan restu dari saya, mungkin sampai di hari pemakaman saya pun kamu tidak akan dapat," Tegasnya, lalu. "Yg sabar, ya, Dek. Dan saya menjawab 'TIDAK', tidak akan pernah,". Kata bapak tua itu dengan nada Oktafnya.
'PPPRRRAAAKKK!!' Hati Nasri hancur, lalu Ia berkata setengah berteriak,
"Pak, kenapa anda kasar sekali?" Ucapnya. "Tak tahu kah, kalau saya juga manusia. Kenapa anda kasar sekali, Pak. Pokoknya saya mau menikahi anak Bapak! Bagaimana pun juga" Kata Nasri,
"Menikahi anak saya?" ejek pak tua sambil menyilangkan tangannya.
"Iya, saya tak perduli apa pun yang anda katakan, Pak!!" Tegas Nasri.
"Menikahi anak saya?" Lagi-lagi pak tua itu mengejeknya.
"Iya, dan kita akan menjadi keluarga, Pak." Kata Nasri.
Kali ini pak tua itu tak menjawab hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan langsung membanting pintu.
Nasri yg hanya berdiri di depan pintu yg sudah tertutup dan hanya berkata,
"Kenapa anda begitu KASAR!!"
Akhirnya Nasri pulang dengan kepala tertunduk lesu, karena kenyataan pahit yg Ia terima. Nasri pun curcol pada sang Mama yang sedari tadi sedang motongin uang pake gunting kuku,
"Ma. Emang buat membangun keluarga itu kita mesti ya dapet restu dari orang tua kedua belah pihak?"
"Iya, nak. Emang kenapa?" Tanya sang Mama.
"Barusan aku ke rumah Natalie untuk melamarnya, namun ayahnya Natalie tak merestui anakmu ini, Mah." Ucap Nasri tertunduk lesu.
"Apa? Anakmu??!! Eeeh. Maaf ulangi katamu, nak! Maaf Mama gak fokus abis uangnya hampir sobek gara-gara Mama dengerin kamu cerita," Jawab sang Mama.
"._." Nasri terdiam.
"Heh, kenapa kamu diem, Nak?" Protes sang Mama.
"Ya abisan, Mama sibuk sama Uang daripada sama Anak!!" Jawab Nasri jutek.
"Iya, deh. Maafin Mama. Jadi kamu mau cerita, gak? Kalo gak, Mama mau lanjutin motongin uang nih!" Kata sang Mama protes,
"Jadi, Ma. Jadi gini, tadi aku baru pulang dari rumahnya Natalie untuk melamarnya, Ma. Namun ayahnya Natalie tidak merestuiku, Ma." Nasri mulai curcol
"Lalu?" Kata sang Mama.
"Apa yang harus aku lakukan, Ma?" Tanya Nasri.
"Silahkan coba lagi!!" Perintah sang Mama.
Nasri pun pergi meninggalkan sang Mama yg tak memberikan nasehat yg berarti. Tanpa pamit Nasri pun tancap Gasspol layaknya supir Do'a Ibu yg kejar setoran menuju rumah Natalie. Tak berapa lama, Nasri pun tiba kembali dirumah Natalie,
'TOK.. TOK.. TOK..'
"Assalamualaikum, Selamat siang," Ucap Nasri.
*pintu dibuka*
"Ari kamu, kan tadi udah dibilangin, kalo itu kan ada Bell. Naha ketak-ketok lagi, geje ih, kamu mah?!!" Kata pak tua.
"Eh, iya. Lupa, euy. Maaf, pak." Jawab Nasri
*pintu ditutup*
'TEEET.. TEEET.. TEEET'
"Iya, ada apa lagi?!! Belum puas kamu, teh. Saya tolak?!! Hah?!!" Ucap pak tua, sewot.
"Belum, pak," jawab Nasri santai,
"Emang kamu mau ngomong apa lagi?!! Datang kesini?!! Hah?!!" Pak tua semakin sewot,
"Saya datang kesini lagi, karena saya sakit hati atas apa yg telah Bapak lakukan," papar Nasri,
"Memangnya apa yg telah saya lakukan?!!" Kali ini pak tua sewot sambil shit up.
"Iya, apa yang telah Bapak lakukan; kenapa Bapak tidak memberikan saya kesempatan untuk hidup bersamanya, pak?!! Kenapa Bapak tidak memperbolehkan saya untuk
Hidup berdampingan dengannya, pak?!!" Jawab Nasri dengan nada tinggi,
"Karena saya tidak menyukaimu, anak muda" jawab pak tua,
"Itu terserah Bapak. Pokoknya Bapak mau menyukai saya ataupun membenci saya, saya dan Natalie akan mempunyai anak laki-laki. Dan kami akan berdiri diatas Altar, dan puncak kejayaan," Kata Nasri dengan penuh percaya diri,
"Bagaimana pun juga saya akan mencegah hal itu!!" Kata pak tua keukeuh,
"Terserah Bapak, atau saya dan Natalie akan kawin lari dan kami akan menetap di Galaksi lain, Bapak akan tau itu!!"
"Nekad sekali kamu, anak muda?!!" Pak tua mulai geram,
"Bapak kan tau, kalau Natalie mencintai saya, bukan tidak mungkin bila Natalie akan pergi kemana pun saya pergi, karena kami saling mencintai!!" Jawab Nasri.
"Lalu, apa yg kau inginkan dariku?!!" Tanya pak tua,
"Jadi apakah bapak bersedia bila saya meminta anak bapak untuk menjadi tempat peristirahatan hidup saya dan saya mohon bapak untuk menerimanya dan berkata 'YA' karena saya sangat membutuhkannya, Pak?" Ucap Nasri,
"Mohon maaf, anak muda. Sepertinya kamu tidak akan mendapatkan restu dari saya, mungkin sampai di hari pemakaman saya pun kamu tidak akan dapat," Tegasnya, lalu. "Yang sabar, ya, Dek. Dan saya tetap menjawab 'TIDAK', tidak akan pernah," Jawab pak tua,
"Pak, kenapa anda kasar sekali?" Ucapnya. "Tak tahu kah, kalau saya juga manusia. Kenapa anda kasar sekali, Pak. Pokoknya saya mau menikahi anak Bapak! Bagaimana pun juga" Kata Nasri,
"Menikahi anak saya?" ejek sang pak tua sambil menyilangkan tangannya.
"Iya, saya tak perduli apa pun yang anda katakan, Pak!!" Tegas Nasri.
"Menikahi anak saya?" Lagi-lagi pak tua itu mengejeknya.
"Iya, dan kita akan menjadi keluarga, Pak." Kata Nasri.
Kali ini pak tua itu tak menjawab hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan lagi-lagi langsung membanting pintu.
Nasri yg hanya berdiri di depan pintu yg sudah tertutup hanya berkata,
"Kenapa anda begitu KASAR!!"
Singkat cerita, akhirnya Nasri pun menyerah karena restu yang tak kunjung didapatnya, lalu wanita pujaan hatinya itu, tepatnya Natalie telah menikah dengan pengusaha sukses yang mempunyai usaha di bidang Rental pacar antar kota dalam provinsi. Mereka menikah karena Natalie telah dijodohkan oleh Bapaknya sewaktu masih menjadi sperma. Akhirnya Nasri yg patah hati, mempunyai kebiasaan buruk; Ia sering nongkrong di atap rumahnya dan suatu ketika secara tidak sengaja menjatuhkan segerobak genteng dan menimpa seorang Wanita. Ternyata wanita itu bernama Min Young Park, artis drama korea yg sering di tonton oleh Mamahnya Nasri. Lalu Nasri membawa wanita itu ke rumah sakit, dan menurut dokter Wanita itu mengalami Amnesia yg hebat karena tidak bisa membedakan mana shampoo mana sabun cair. Akhirnya tanpa pikir panjang Nasri mempersunting Min Young Park menjadi Istri sahnya.
Dan diakhir kisah Nasri Atweh dan Min Young Park dikaruniai anak sebanyak 48 yg mereka bentuk grup vokal bernama Can48, selain menjadi anak Band Nasri pun mempunyai usaha yg beromzet milyaran Dollar tiap bulannya karena Ia juga menjual anak ayam warna-warni yang biasa Ia jual di SD Impres dekat rumahnya dan telah mempunyai banyak cabang di seluruh dunia. Dan mereka pun hidup dengan BAHAGIA.
TAMAT
NB: Kisah ini terinspirasi dari lagu yang dibawakan Band Magic! Yang berjudul Rude. Yang artinya Kasar.
Terima kasih sudah membaca dan Ciyum aku sekarang!!

4 comments:

  1. Coba sedikit dikasih jarak biar yang baca nggak pusing

    ReplyDelete
  2. Wah, terima kasih mbak Swastika untuk sarannya. Terima kasih sudah mampir. :)

    ReplyDelete
  3. Kurang lebih seperti itu, kak Tira. :) terima kasih ya, sudah mampir.

    ReplyDelete