Saturday, 28 May 2016

Aku merindukan kekasih hujan.

Edit Posted by with No comments

Senja itu kulihat seorang wanita sedang menunggu di sebuah gang di pinggir jalan. Mengenakan sweater hitam bergambar bulldog di dada kirinya, memakai celana jins berwarna biru kehitam-hitaman, dan berkerudung pashmina putih bermotif hitam.

Aku mendekati sambil sesekali berbicara sekedar untuk basa-basi. Ya, senja itu kami sudah membuat janji hanya untuk sekedar makan malam. Melaju motor perlahan di jalan yg rata kadang bergelombang terselipi obrolan-obrolan dan canda tawa kadang membuat hati deg-degan.

Ternyata senja itu langit sedang tak memberikan cahaya indahnya, yg kami dapat banyaknya rintik air kecil yg sesekali membasahi kepala bahkan sekujur badan kami. Ya, hujan serta merta menemani sepanjang jalan kami menuju tempat yg kami tuju. Angin dingin sesekali memeluk badan, jalanan licin kadang memberikan efek pada bergoyangnya motor.

Tiba di tempat tujuan tidak serta merta membuat kami langsung memesan makanan. Ya, kami hanya membeli sepasang gelas berisi cappucino milkshake. Ditemani beberapa rasa dingin yg berasal dari pakaian kami yg sama basahnya. Malam itu sebuah rahasia kecil terungkap. Aku, kamu, selalu mencintai bagaimana cara Tuhan mencintai mahluknya melalui hujan.

Monday, 11 April 2016

Tentang mendidik anak di usia dini ala Irawan Gunardi

Edit Posted by with No comments

Seorang anak perempuan berambut ikal, berkulit putih langsat, berwajah ke bule-bule-an. bernama Alexa (nama samaran). Sedang menghafalkan beberapa Vocabulary yang nanti sore akan ia setorkan kepada ayahnya. Siang ini dia sudah menghafal pada kata, About dan Absolute. Dan bahasa Arabnya, Ana dan Anta. Oh, iya, jadi ceritanya si Alexa ini sedang menghafalkan 2 bahasa yaitu: Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

Jam sudah menunjukan pukul 15:00.WIB, Ayah Irawan, sedang menuggu di balkon rumah sembari ditemani kopi dan beberapa camilan kecil yg sudah disiapkan istrinya di atas meja. Ayah Irawan pun memanggil Alexa untuk menyetorkan hafalan yang hari ini sedang dia hafalkan,
"Alexa, sini, nak!" Panggil sang ayah,
"Baik, yah," Jawab Alexa penuh santun.
Terdengar langkah kecil dari dalam rumah dengan riang gembira. Alexa sudah berada di depan ayahnya.
"Coba, nak, apa yg sudah kamu hafalkan di hari ini," kata sang ayah.
"Hari ini aku sudah bisa menghafalkan 2 vocabulary bahasa inggris dan bahasa arab, Yah," jawab Alexa.
"Wah, cerdas sekali anak ayah ini," kata sang ayah, "Coba kamu sebutkan hafalan yg sudah kamu hafal, nak!" Lanjut sang ayah.
"Baik, yah," jawab Alexa sigap. "Untuk hari ini vocabulary bahasa inggrisnya aku menghafal kata About, yah, yg artinya tentang. Dan satu lagi Absolute, yg artinya mutlak. Adapun untuk vocabulary bahasa arabnya aku sudah sampai kata Ana yg artinya aku, dan anta yg artinya kamu, yah." Kata Alexa panjang lebar menyetorkan hafalannya kepada sang Ayah.
"Subhanallah, cerdas sekali anak ayah ini," kata sang ayah sembari mengusap rambut anak kesayangannya. "Jadi sudah berapa vocabulary yg sudah kamu hafal, nak?" Tanya sang ayah.
"Sejauh ini untuk masing-masing 2 bahasa itu sudah hampir 100 kata, yah." Jawab Alexa bangga.
Sore itu ada setetes kebanggaan seorang ayah pada seorang anaknya yg tak bisa diuangkan, dan kebahagiian yg tak bisa dibeli dunia dan seisinya.

                                                    *******************

Cerita di atas adalah sebagian kecil dari bagaimana cara untuk mendidik anak agar bisa menjadi apa yg diinginkan orang tua dan bermanfaat pada sang anak di usia dewasanya kelak. Tentang bagaimana seorang ayah mengajarkan tentang pentingnya menguasai bahasa salah satunya. Adapun untuk mendidik anak yg dicinta ada beberapa bentuknya, namun disini saya hanya akan menjelaskan 2 hal saja yg saya kutip dari Irawan Gunardi. So cek this out!

1. MENGAJARKAN UNTUK PANDAI BERBAHASA ASING

Seperti yg sudah diceritakan pada kisah di atas. Tentang pentingnya berbahasa asing. Ketika sang anak menginjak dewasa dan pergaulan cakrawala yg mulai meluas dan interaksi sosial dengan orang yg sudah mendunia  di zaman sekarang ini. Bahasa inggris sudah bukan hal yg susah untuk dipelajari lagi. Dengan banyaknya tempat jasa kursus, bimbel, dll. dll.

Adapun untuk lebih terpantaunya sang anak alangkah baiknya diajarkan di rumah dahulu dengan basic vocabulary. Seperti perhari 2 sampai 10 kata seperti yg Alexa pada kisah di atas sudah dijelaskan. Jika kita hitung dengan frekuensi dengan traffic perhari, 2 atau 10 kata perhari.
Sehari 2 kata dikali seminggu sama dengan 14 kata.
Sehari 2 kata dikali sebulan (dengan rata-rata 30 hari) sama dengan 60 kata.
Sehari 2 kata dikali setahun (365 hari) sama dengan 730 kata.

Jika kita kali kan dengan 2 atau 3 tahun sudah berapa yg anak kita hafal. Dengan sudah hafalnya hingga ribuan kata, kita sebagai orang tua tinggal menyempurnakan Grammar-nya. Atau dengan memasukannya ke tempat les, kursus, dll. dll.

2. MENGAJARKAN DENGAN CARA MENGAJAK

Untuk yg satu ini saya mau menjelaskan tentang mengajarkan dengan cara mengajak. Adapun untuk bahasan ini tentang mengajarkan shalat dengan cara mengajaknya untuk ke Masjid.

Bagaimana seorang orang tua ingin mengajarkan anaknya untuk beribadah, lebih tepatnya lagi shalat. Sedangkan dia tidak melakukannya. Seperti menyuruh anaknya untuk pergi ke  Masjid tapi ayahnya masih mandi di rumah atau belum siap-siap untuk pergi ke Masjid.

Bukankah lebih indah dengan mendidik sang anak dengan cara mengajaknya seperti,
"Sini, nak, ikut ayah ke masjid. Nanti di masjid ayah ajarkan tentang cara untuk shalat yg benar,"

Dibanding dengan,
"Nak, pergilah dulu ke masjid, dan belajarlah pada pak ustadz nanti ayah nyusul sehabis mandi."

Dengan perkataan di atas sudah tau mana cara mendidik yg dengan cara mengajak dan mana cara mendidik dengan cara menyuruh.

Baiklah, mungkin postingan ini dicukupkan dengan bahasan ini semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi dari seorang Irawan Gunardi yg sudah saya kutip. kita tutup postingan ini dengan kata mutiara yg saya kutip di buku TTS,

"Banyak orang tua tidak mengajari anaknya untuk berjalan di jalan yg benar. Karena mereka sendiri tidak berada di jalan itu." - Unknown

Nb: Terima kasih sudah membaca dan berkunjung. jangan lupa tinggalkan komentar untuk kritik dan sarannya, ya. Dan jangan lupa sapa Irawan Gunardi di Facebook-nya, ya. :))

Wednesday, 6 April 2016

The story of my (broken) love

Edit Posted by with No comments

Jadi ceritanya terjadi sekitar beberapa tahun yg lalu. Ketika saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di bidang elektronik yg bertempat di salah satu kawasan industri di kota Karawang.

Di suatu hari kerja yg lumayan sibuk, saat saya sedang bekerja. Menyiapkan semua material yg akan di-running di line. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh kakak senior yg bilang kayak gini,
"Na, ada yg nitip salam, tuh, sama kamu," katanya.
"Ah, masa, sih? Emang siapa sih, kak?" Agak kaget jugasih dengernya.
"Ih, beneran kali, itu si Dean. Katanya dia salam sama kamu," balasnya.
"Masa, sih?" Mulai senyum-senyum sendiri gak jelas, "yaudah, Kak. Salam balik aja, ya." Lanjut saya dengan ketawa.

Setelah percakapan itu, saya dan kakak senior tidak membicarakan itu lagi. Waktu terus berjalan, saya bekerja seperti biasanya. Semakin hari, semakin banyak teman yg saya kenal. Sekedar informasi aja di perusahaan ini kebanyakan karyawannya cewek semua atau presentase-nya sekitar 85% .

Suatu ketika , gak tau apa yg ada dipikirannya si Dean. Tiba-tiba dia minta jawaban tentang perasaannya. Setelah sekian lama kita menyapa, becanda dan ah, sudahlah. Tapi Dean gak berani nanya langsung sama saya. Tapi dia meminta tolong sama temen saya, namanya Jarwo gak pake Sopo. Jarwo pun bertanya,
"Na, si Dean nanyain, gimana hubungan kamu dengan si Dean. Mau dilanjut apa gimana?" Katanya sambil memaparkan apa yg diucapkan persis dengan apa yg diucapkan Dean.
Saya yg ditanya hanya bisa bengong aja.
"Yeh, ditanya kok malah diem aja, sih?" Sebal karena ekspresi saya hanya diam.
"Hmmm, gimana, ya? Gak tau mau bilang apa. Saya bingung." Jawab saya sekenanya.
Jarwo pun bingung apa yg harus disampaikan sama Dean karena tidak membuahkan hasil.

Hari-hari berikutnya sama seperti hari kerja pada umumnya, iya, membosankan. Lagi penatnya kerja lagi-lagi si Kakak senior mengagetkan saya lalu bilang,
"Ini, Na. Kamu dapet undangan," katanya sambil menyodorkan kertas bertuliskan 'Undangan Pernikahan'.
"Undangan dari siapa, Kak." Jawab saya penasaran.
"Si Dean besok mau menikah," Jawabnya menjelaskan.
"Hah, yg bener, Kak?" Kaget sekaligus penasaran.
"Iya, beneran. Kalo kamu gak percaya, coba kamu ke line-nya aja tanya sendiri sama orangnya," Balasnya santai.
"Yaudah, Kak. Aku mau ke line-nya duli, ya." Pamitku sambil berjalan ke line-nya si Dean.

Kaki melangkah pelan, memberanikan diri menuju line tempat kerjanya Dean dengan perasaan degup jantung gak karuan. Ketika sudah di depannya saya langsung bilang,
"Dean, kamu emang bener besok mau menikah?"
"Iya, emang kenapa gitu, Na?" Balasnya menanyakan.
"Kok mau nikah, sih?" Balas saya bego.
"Iya, bemeran. Emang kenapa sih aku mau nilah?" Balasnya,
"Kok kamu gak nungguin aku, sih?" Balas saya bego lagi.
"Kamu sih lama, gak buru-buru nembak aku. Akhirnya aku nikah sama yg lain aja," Jawabnya santai sambil menjelaskan.
Saya gak bisa ngomong apa-apa lagi setelah itu. Jawaban dari Dean masih terngiung di telinga dan masih gak percaya.
"Na, kamu gak apa-apa, kan?" Katanya, "Aku tinggalin?" Lanjutnya.
Saya masih bingung dan gak bisa ngomong apa-apa lago.
"Kamu mau datang, kan?" Suara lembut itu kembali menyadarkan.
Saya masih diam, tapi setelah itu bilang, "Oh, gitu. Yaudah, selamat, ya.  Maaf aku gak bisa jadi apa yg seperti kamu harapkan. Semoga kamu bahagia dengan lelaki yg beruntung telah memilih kamu. Jika ada waktu nanti aku bakalan dateng, kok." Jawab saya panjang lebar dengan menahan bendungan air mata di pelupuk mata.
Dan, percakapan dan hubungan kami pun diakhiri dengan senyuman terindah dari seorang Dean.

Tamat.

Monday, 4 April 2016

Why you gotta be so Rude?

Edit Posted by with 4 comments
Di suatu kota nun jauh disana, tepatnya di kota Toronto, Ontario, Canada. Hidup seorang pemuda bernama Nasri Atweh. Dia berprofesi sebagai musisi (anak Band). Nasri pada saat itu sudah mempunyai pacar sebut saja namanya Natalie. Mereka sudah lama berpacaran; mereka mulai pacaran dari yg awalnya zaman tarian pemanggil hujan sampai sekarang menjadi tarian anak alay yg biasa ada di acara-acara musik pagi.
Mereka hidup bahagia layaknya pemuda-pemudi yg di mabuk asmara, layaknya Abg-Abg labil yang sering manggil pasangannya dengan sebutan 'Abi-Umi'. namun sayang ternyata Natalie terlalu jenuh bila terus seperti itu statusnya,
"Sayang, kamu emang gak jenuh,ya? Kita pacaran udah lama, loh!"
"Yaelah, Yang. Baru juga berapa taon, sih? Enak tau, kayak gini."
"Iya, tapi. Emang mau sampe kapan, Yang?!! Emang kamu gak inget apa, waktu kita pertama pacaran dulu? Kamu kan nembak aku waktu menara eiffel baru di bangun!!" Natalie mulai geram dengan sikap Nasri.
"Iya, deh. Yang. Nanti aku ke rumah kamu. Aku bilang ke suami kamu.. Kalo aku mau ngelamar kamu," ucap Nasri penuh percaya diri.
"Sayang, ari kamu sehat?!! ke orang tua aku meureun, bukan ke suami aku. Kan kamu yg mau jadi suami aku, mah!" lagi-lagi Natalie geram.
"Eeh, iya, Yang. Maaf, salah ngomong,"
Kata Nasri sambil terkekeh.
"Yaudah, jadi mau kapan kamu dateng ke rumah aku dan ngelamar aku, Yang?"
"Sabtu pagi, Yang," kata Nasri penuh percaya diri.
Tibalah di suatu Sabtu pagi yg cerah. Nasri yang sedari malamnya sudah men-Setting alarm-nya supaya Ia bangun pagi, masih tidur dengan malasnya. Tapi tak begitu lama jam Wekernya pun berbunyi,
'KRRRIIINNNGGG!!!'
Nasri pun terbangun, lalu Ia melompat dari kasurnya dan kemudian mandi, setelah mandi Nasri pun hanya sarapan dengan se-sendok pasir nasi kuning yg Ia beli di lampu merah By Pass. Lalu Nasri pun memakai pakaian yang paling formal yang Ia punya; Baju kemeja dibalut dengan Jas hitam dan Dasi kupu-kupu, Celana bahan hitam bekas melamar kerjaan di Yayasan dan sepatu Pantofel yang baru abis tuker-tambah sama sepatu Futsalnya. Nasri pun mengambil kunci mobil yg Ia simpan di meja samping tempat tidurnya, lalu ia berjalan menuju mobil dan memacu mobilnya layaknya Jet tempur. Semua itu karena Ia menikmati jalannya karena akan bertemu dengan sang kekasih, tak berapa lama Nasri pun sampai di rumah Natalie, dengan hanya berbekal segenggam cinta dan percaya diri serta mengajukan pertanyaan siap atau tidaknya Natalie untuk menerimanya, lalu Nasri pun mulai mengetuk pintu,
'TOK.. TOK.. TOK..'
"Assalamualaikum, Selamat Pagi,"
Dalam pikiran Nasri mungkin pintu itu akan terbuka dan yg keluar adalah Natalie, lalu membiarkannya masuk dan menerimanya secara utuh, namun prediksinya meleset. Ternyata yang membukakan pintu adalah seseorang dengan pakaian tua, YAELAH.
*pintu dibuka*
"Apa sih Ari kamu, itu kan ada Bell naha ketak-ketok?!! Jail budak, teh," kata pak tua.
"Eh, iya. Maaf, Pak." Jawab Nasri.
*pintu ditutup*
'TEEET.. TEEET.. TEEET'
"Iya, ada keperluan apa, Dek?"
Kata pak tua, tanpa mempersilahkan Nasri masuk.
"Jadi gini, Pak. Saya datang kesini cuman mau melamar anak bapak, jadi apakah bapak bersedia bila saya meminta anak bapak untuk menjadi tempat peristirahatan hidup saya dan saya mohon bapak untuk menerimanya dan berkata 'YA' karena saya sangat membutuhkannya, Pak?" Ucap Nasri dengan percaya diri.
"Oh, gitu. Tapi maaf, ya, anak muda," katanya, "Sepertinya kamu tidak akan mendapatkan restu dari saya, mungkin sampai di hari pemakaman saya pun kamu tidak akan dapat," Tegasnya, lalu. "Yg sabar, ya, Dek. Dan saya menjawab 'TIDAK', tidak akan pernah,". Kata bapak tua itu dengan nada Oktafnya.
'PPPRRRAAAKKK!!' Hati Nasri hancur, lalu Ia berkata setengah berteriak,
"Pak, kenapa anda kasar sekali?" Ucapnya. "Tak tahu kah, kalau saya juga manusia. Kenapa anda kasar sekali, Pak. Pokoknya saya mau menikahi anak Bapak! Bagaimana pun juga" Kata Nasri,
"Menikahi anak saya?" ejek pak tua sambil menyilangkan tangannya.
"Iya, saya tak perduli apa pun yang anda katakan, Pak!!" Tegas Nasri.
"Menikahi anak saya?" Lagi-lagi pak tua itu mengejeknya.
"Iya, dan kita akan menjadi keluarga, Pak." Kata Nasri.
Kali ini pak tua itu tak menjawab hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan langsung membanting pintu.
Nasri yg hanya berdiri di depan pintu yg sudah tertutup dan hanya berkata,
"Kenapa anda begitu KASAR!!"
Akhirnya Nasri pulang dengan kepala tertunduk lesu, karena kenyataan pahit yg Ia terima. Nasri pun curcol pada sang Mama yang sedari tadi sedang motongin uang pake gunting kuku,
"Ma. Emang buat membangun keluarga itu kita mesti ya dapet restu dari orang tua kedua belah pihak?"
"Iya, nak. Emang kenapa?" Tanya sang Mama.
"Barusan aku ke rumah Natalie untuk melamarnya, namun ayahnya Natalie tak merestui anakmu ini, Mah." Ucap Nasri tertunduk lesu.
"Apa? Anakmu??!! Eeeh. Maaf ulangi katamu, nak! Maaf Mama gak fokus abis uangnya hampir sobek gara-gara Mama dengerin kamu cerita," Jawab sang Mama.
"._." Nasri terdiam.
"Heh, kenapa kamu diem, Nak?" Protes sang Mama.
"Ya abisan, Mama sibuk sama Uang daripada sama Anak!!" Jawab Nasri jutek.
"Iya, deh. Maafin Mama. Jadi kamu mau cerita, gak? Kalo gak, Mama mau lanjutin motongin uang nih!" Kata sang Mama protes,
"Jadi, Ma. Jadi gini, tadi aku baru pulang dari rumahnya Natalie untuk melamarnya, Ma. Namun ayahnya Natalie tidak merestuiku, Ma." Nasri mulai curcol
"Lalu?" Kata sang Mama.
"Apa yang harus aku lakukan, Ma?" Tanya Nasri.
"Silahkan coba lagi!!" Perintah sang Mama.
Nasri pun pergi meninggalkan sang Mama yg tak memberikan nasehat yg berarti. Tanpa pamit Nasri pun tancap Gasspol layaknya supir Do'a Ibu yg kejar setoran menuju rumah Natalie. Tak berapa lama, Nasri pun tiba kembali dirumah Natalie,
'TOK.. TOK.. TOK..'
"Assalamualaikum, Selamat siang," Ucap Nasri.
*pintu dibuka*
"Ari kamu, kan tadi udah dibilangin, kalo itu kan ada Bell. Naha ketak-ketok lagi, geje ih, kamu mah?!!" Kata pak tua.
"Eh, iya. Lupa, euy. Maaf, pak." Jawab Nasri
*pintu ditutup*
'TEEET.. TEEET.. TEEET'
"Iya, ada apa lagi?!! Belum puas kamu, teh. Saya tolak?!! Hah?!!" Ucap pak tua, sewot.
"Belum, pak," jawab Nasri santai,
"Emang kamu mau ngomong apa lagi?!! Datang kesini?!! Hah?!!" Pak tua semakin sewot,
"Saya datang kesini lagi, karena saya sakit hati atas apa yg telah Bapak lakukan," papar Nasri,
"Memangnya apa yg telah saya lakukan?!!" Kali ini pak tua sewot sambil shit up.
"Iya, apa yang telah Bapak lakukan; kenapa Bapak tidak memberikan saya kesempatan untuk hidup bersamanya, pak?!! Kenapa Bapak tidak memperbolehkan saya untuk
Hidup berdampingan dengannya, pak?!!" Jawab Nasri dengan nada tinggi,
"Karena saya tidak menyukaimu, anak muda" jawab pak tua,
"Itu terserah Bapak. Pokoknya Bapak mau menyukai saya ataupun membenci saya, saya dan Natalie akan mempunyai anak laki-laki. Dan kami akan berdiri diatas Altar, dan puncak kejayaan," Kata Nasri dengan penuh percaya diri,
"Bagaimana pun juga saya akan mencegah hal itu!!" Kata pak tua keukeuh,
"Terserah Bapak, atau saya dan Natalie akan kawin lari dan kami akan menetap di Galaksi lain, Bapak akan tau itu!!"
"Nekad sekali kamu, anak muda?!!" Pak tua mulai geram,
"Bapak kan tau, kalau Natalie mencintai saya, bukan tidak mungkin bila Natalie akan pergi kemana pun saya pergi, karena kami saling mencintai!!" Jawab Nasri.
"Lalu, apa yg kau inginkan dariku?!!" Tanya pak tua,
"Jadi apakah bapak bersedia bila saya meminta anak bapak untuk menjadi tempat peristirahatan hidup saya dan saya mohon bapak untuk menerimanya dan berkata 'YA' karena saya sangat membutuhkannya, Pak?" Ucap Nasri,
"Mohon maaf, anak muda. Sepertinya kamu tidak akan mendapatkan restu dari saya, mungkin sampai di hari pemakaman saya pun kamu tidak akan dapat," Tegasnya, lalu. "Yang sabar, ya, Dek. Dan saya tetap menjawab 'TIDAK', tidak akan pernah," Jawab pak tua,
"Pak, kenapa anda kasar sekali?" Ucapnya. "Tak tahu kah, kalau saya juga manusia. Kenapa anda kasar sekali, Pak. Pokoknya saya mau menikahi anak Bapak! Bagaimana pun juga" Kata Nasri,
"Menikahi anak saya?" ejek sang pak tua sambil menyilangkan tangannya.
"Iya, saya tak perduli apa pun yang anda katakan, Pak!!" Tegas Nasri.
"Menikahi anak saya?" Lagi-lagi pak tua itu mengejeknya.
"Iya, dan kita akan menjadi keluarga, Pak." Kata Nasri.
Kali ini pak tua itu tak menjawab hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan lagi-lagi langsung membanting pintu.
Nasri yg hanya berdiri di depan pintu yg sudah tertutup hanya berkata,
"Kenapa anda begitu KASAR!!"
Singkat cerita, akhirnya Nasri pun menyerah karena restu yang tak kunjung didapatnya, lalu wanita pujaan hatinya itu, tepatnya Natalie telah menikah dengan pengusaha sukses yang mempunyai usaha di bidang Rental pacar antar kota dalam provinsi. Mereka menikah karena Natalie telah dijodohkan oleh Bapaknya sewaktu masih menjadi sperma. Akhirnya Nasri yg patah hati, mempunyai kebiasaan buruk; Ia sering nongkrong di atap rumahnya dan suatu ketika secara tidak sengaja menjatuhkan segerobak genteng dan menimpa seorang Wanita. Ternyata wanita itu bernama Min Young Park, artis drama korea yg sering di tonton oleh Mamahnya Nasri. Lalu Nasri membawa wanita itu ke rumah sakit, dan menurut dokter Wanita itu mengalami Amnesia yg hebat karena tidak bisa membedakan mana shampoo mana sabun cair. Akhirnya tanpa pikir panjang Nasri mempersunting Min Young Park menjadi Istri sahnya.
Dan diakhir kisah Nasri Atweh dan Min Young Park dikaruniai anak sebanyak 48 yg mereka bentuk grup vokal bernama Can48, selain menjadi anak Band Nasri pun mempunyai usaha yg beromzet milyaran Dollar tiap bulannya karena Ia juga menjual anak ayam warna-warni yang biasa Ia jual di SD Impres dekat rumahnya dan telah mempunyai banyak cabang di seluruh dunia. Dan mereka pun hidup dengan BAHAGIA.
TAMAT
NB: Kisah ini terinspirasi dari lagu yang dibawakan Band Magic! Yang berjudul Rude. Yang artinya Kasar.
Terima kasih sudah membaca dan Ciyum aku sekarang!!

Monday, 30 June 2014

Senja Di Bukit Ilalang

Edit Posted by with No comments

Senja Di Bukit Ilalang

 

     Satu makna yang tak tersirat oleh senyum indah mu, dikala senja mulai tiba dengan begitu anggunnya. kulihat senyum indah tersirat dalam bibirmu yang begitu menakjubkan. ku pandangi dengan amat sangat teliti garis-garis yang tersinar di wajahmu. tak pernah terbayangkan hingga akhirnya ku bisa berdua denganmu.
    
     Disini di bukit Ilalang aku menyatakan sepenuhnya perasaanku kepadamu, dengan amat pelan dan begitu meyakinkan ku katakan "Do you be My girlfriend?" ucapku. kau hanya tersipu malu tanpa menjawab dan hanya menganggukan kepalamu. hingga akhirnya ku tersadar bahwa kau menerima cinta ini, cinta suci ini yang ku berikan tulus kepadamu.

     Seiring dengan berjalannya waktu, tiba hingga hubungan kita tak senyaman dulu, ketika saat kita pegangan tangan, berpelukan. bahkan kita bermimpi untuk merajut kisah ini sampai maut memisahkan kita. aku masih ingat ketika kau berkata "Aku pengen, anak kita bisa lebih sukses daripada kita." dengan begitu bersemangatnya. aku hanya bisa 'mengamini' apa yang kau katakan itu.
    
     Hingga tiba saat itu tiba, kau berpaling dariku. dan lebih memilih laki-laki lain yang bisa memberi apapun yang tak bisa aku beri. kau melupakan apa yang kita cita-citakan dulu; cita-cita tentang anak kita, keluarga kita, dan masa depan kita. kenapa kau berpaling dariku. ketika itu kau mengajaku untuk ke bukit illang itu dan kau berkata "kamu ingat gak, tempat ini?" aku mengangguk. dan kau berkata "tempat ini dulu, tempat kita jadian. kamu ingatkan?". "iya, memangnya kenapa?" jawabku. "aku pengen kita putus, aku rasa kita udah gak cocok lagi. aku tahu kamu pasti sedih. tapi aku yakin kamu pasti kuat. maaf ya aku gak bisa lanjutin hubungan kita. berat rasanya aku mendengarnya, tak kuasa ku mendengarnya. dan aku pun hanya tertatih tanpa bisa berkata apa-apa.

     Begitu dengan mudahnya kah kau meninggalkan hati ini. hati yang telah memberimu kesetiaan ini. kenapa kita tak mencoba untuk memperbaiki hubungan ini? kenapa? setidaknya saat aku bersamamu aku tak berhenti untuk berjuang. walau pun pada akhirnya aku kecewa tanpa ternilainya diriku dimatamu.

Hingga kini Aku masih ingat saat kita di bukit Ilalang itu :'(